![]() |
Caption : Puluhan pemuda dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Selatan ikuti Pelatihan Kepemimpinan Organisasi Kepemudaan Provinsi Sumsel 2025 yang digelar 4–8 Agustus.Beberapa waktu lalu. |
Palembang, transkapuas.com – Program Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Sumatera Selatan yang digelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumsel di Asrama Haji Palembang, menuai sorotan tajam. Sejumlah peserta mengungkap adanya anomali berupa dana transportasi yang tak kunjung cair hampir sebulan pasca kegiatan, serta dugaan peserta titipan yang tetap menerima sertifikat meski tidak mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.
Pelatihan yang diikuti 55 peserta dari seluruh kabupaten/kota se-Sumsel itu sejatinya dirancang sebagai wadah strategis untuk membentuk generasi muda tangguh, berintegritas, dan berperan sebagai agen perubahan. Namun, persoalan teknis yang muncul dinilai mencederai kredibilitas program.
“Efisiensi anggaran Dispora patut diapresiasi, tetapi persoalan yang muncul harus segera diselesaikan agar tujuan pelatihan tidak terganggu,” ujar Rivaldy Setiawan, SH, Ketua DPD PGK OKI, Senin (25/8).
Muhammad Rizki Saputra dari IMOKI menyoroti dugaan adanya peserta titipan dari internal Dispora yang bukan berasal dari organisasi kepemudaan. Sementara itu, Prafna Winatha, Ketua PC IPNU Kabupaten Empat Lawang, mempertanyakan logika pemberian sertifikat bagi peserta yang tidak mengikuti penuh kegiatan.
Peserta lain, Ronaldo Saputra, ST dari IMEL Palembang, menekankan bahwa banyak peserta datang dari daerah jauh dengan biaya pribadi. “Hak peserta harus jelas dan terjamin,” tegasnya. Senada, Zikrillah dari DPC GMNI Lubuk Linggau menyerukan perlunya transparansi dan meminta DPRD Sumsel serta Gubernur turun tangan agar persoalan ini ditangani profesional.
Pihak panitia sebelumnya menjelaskan dana transport peserta masih menunggu aliran anggaran dari Pemerintah Daerah. Namun, peserta menegaskan Dispora Sumsel tetap memikul tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan kegiatan.
Mereka berharap setiap program kepemudaan di Sumsel ke depan berjalan transparan, efektif, dan profesional. “Dispora harus menjadi teladan dalam akuntabilitas, integritas, dan profesionalisme. Dugaan kejanggalan jangan dianggap sepele, karena menyangkut kepercayaan generasi muda terhadap institusi publik,” tegas peserta.
( Mas Tris)