![]() |
Caption : karikatur oknum sekdin rasa kadin pendidikan OKI atur proyek. |
OKI, transkapuas.com – Alih-alih fokus pada semangat kemerdekaan, seorang oknum pejabat Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdin Diknas) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berinisial MI justru disorot karena diduga cawe-cawe dalam urusan proyek. Dugaan keterlibatan itu menyeruak bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Informasi yang beredar menyebutkan, Sekdin Diknas OKI diduga ikut mengatur pelaksanaan proyek fisik di lingkungan dinasnya. Langkah tersebut menuai sorotan lantaran dianggap keluar dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) jabatan.
Salim Kosim, peneliti Pusat Riset Kebijakan Publik dan Pelayanan Masyarakat (Prisma) Sumsel, menilai sikap pejabat yang ikut campur dalam proyek berpotensi menimbulkan praktik tidak sehat.
"Momentum kemerdekaan harusnya dijadikan refleksi untuk bekerja profesional, bukan malah menodai dengan praktik cawe-cawe proyek,” ujar Salim di Kayuagung, Rabu (20/8/2025).
Ia menambahkan, Bupati OKI H. Muchendi sudah menegaskan bahwa praktik pungutan liar (pungli) maupun pengaturan proyek bukanlah kewenangan pejabat teknis.
"Ini seharusnya jadi alarm di hari kemerdekaan. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan, bak pepatah lama: ‘gerobak bisa merusak kereta’. Proyek serahkan saja pada mekanismenya,” tandas Salim.
Sementara itu, aktivis muda OKI, Achik Muchrom, menilai kasus dugaan cawe-cawe proyek ini tidak boleh dianggap sepele.
"Kalau benar ada intervensi pejabat dalam proyek, ini jelas merusak tatanan birokrasi. Kami minta Aparat Penegak Hukum (APH) turun tangan agar publik tidak kehilangan kepercayaan. Jangan sampai pendidikan di OKI dicoreng dengan praktik kotor seperti ini,” tegas Achik.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pendidikan OKI belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tersebut.
( Mas Tris)