Bengkayang,(transkapuas.com) Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Bengkayang menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Penguatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama" di Weng Coffee, Jl. Jerendeng AR, 28 Agustus 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, terkhusus para tokoh agama.diantaranya Ketua API Kabupaten Bengkayang, Pdt. David Manurung, S.Pd.K., dan Ketua GPIBI Kabupaten Bengkayang, Pdt. Simson Lingob, M.Min. Sebanyak 15 anggota dan pengurus API juga turut serta dalam diskusi ini, mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama.
Peran tokoh agama dinilai sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas keamanan, dan penguatan toleransi di daerah setempat . pentingnya kerjasama antara pihak keamanan dan tokoh agama dalam menciptakan suasana yang harmonis.
Pdt. David Manurung menegaskan, Tujuan dari FGD ini Asosiasi Pendeta Indonesia di Kabupaten Bengkayang adalah untuk meningkatkan komunikasi dan menjaga situasi keamanan yang kondusif di Kabupaten Bengkayang.
“ Dalam diskusi ini, Kami mengajak semua peserta aktif berbagi informasi mengenai situasi di setiap Kecamatan agar mempermudah mencari jalan solusi terbaik ,” Ujar.Pendeta David Manurung.
Selain itu, Menurutnya dalam FGD ini penting nya meningkatkan komunikasi internal maupun eksternal sebagai anev untuk menjaga situasi keamanan tetap kondusif.
“ Terutama mengenai toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Bengkayang.Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik adalah kunci untuk mengatasi berbagai tantangan di masyarakat,” Ujarnya.
Sementara Simson Lingob, Ketua GPIBI Kab. Bengkayang, juga memberikan pandangannya mengenai peran tokoh agama. Ia menegaskan tugas dan komitmen.
"Tokoh agama memiliki tugas dan komitmen salah satunya menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama."Ungkap Simson Longbob.
Ia melanjutkan dengan mengingatkan tentang kondisi provinsi Kalimantan Barat yang masih rentan terhadap isu-isu yang mengarah pada konflik SARA.
“salah satu contohnya penolakan pembangunan gereja di Kabupaten Kubu Raya."Jelasnya.
Atas sigap dan gerak Cepat Pemerintah bersama Kepolisian penasihat Asosiasi Pendeta Indonesia,Simson Longbob menyampaikan apresiasinya kepada pihak-pihak yang berperan aktif dalam menjaga keamanan.
" Saya sebagai penasehat API Mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Kalbar, Polri-TNI beserta jajarannya yang cepat mereduksi dan membuat keputusan tegas, yaitu menyampaikan statement bahwa tidak ada ruang atau panggung bagi oknum/kelompok intoleran."Ucapnya.
Pendeta.Simson Lingob kembali mengingatkan para pihak termasuk para tokoh Agama yang terlibat diskusi untuk memahami berbagai situasi saat ini yang rentan memicu perpecahan termasuk penyalahgunaan obat-obatan terlarang narkoba telah menyasar pelajar,judi Online , hiburan Band ,Balap liar di Kabupaten Bengkayang.
“Provinsi Kalbar masih rentan terhadap isu SARA. Kami berterima kasih kepada pihak berwenang yang telah merespons cepat terhadap intoleransi. Selain itu, masalah kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba perlu perhatian bersama.Poin ini menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat,”Ungkap.Pendeta.Simson Lingob
Diskusi para tokoh agama yang di wadahi Asosiasi Pendeta Indonesia (API) berlangsung dengan antusias, di mana para peserta saling bertukar pendapat mengenai langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan toleransi. Salah satu peserta menyampaikan, Kegiatan dalam FGD penting untuk membangun kesadaran bersama akan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.
Dari pelaksanaan FGD, disimpulkan ditegaskan tidak ada kelompok radikalis di Kabupaten Bengkayang dan masyarakat masih menjaga toleransi antar umat beragama.
API (Asosiasi Pendeta Indonesia) terus berkomitmen untuk membangun sinergi dengan Pemerintah daerah, kepolisian Polres Bengkayang, dan elemen masyarakat dalam menjaga keamanan.
“ Komitmen ini menjdi kunci dan harapan bersama untuk memperkuat hubungan antar umat beragama dan menciptakan lingkungan yang lebih aman,” Ucap.Pendeta.Simson Lingob.
Kegiatan FGD para Tokoh agama lewat Wadah API ( Asosiasi Pendeta Indonesia) ini berlangsung dengan keharmonisan dan kondusif yang menegaskan pentingnya kerjasama semua pihak dalam menjaga kerukunan umat beragama di daerah Kabupaten Bengkayang.
“ Para peserta pulang dengan harapan bahwa diskusi ini akan menjadi langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan toleran di Kabupaten Bengkayang” Tutup
Pendeta.Simson Lingob.(Robin)