Notification

×

BPKAD OKI

BPKAD OKI

HUT RI 4

HUT RI 4

HUT RI 3

HUT RI 3

HUT RI 2

HUT RI 2

HUT RI 1

HUT RI 1

Transkapuas

Transkapuas

Merah Putih Membara di OKI, Aktivis Sindir Seremoni Tanpa Aksi Antikorupsi

Senin, 18 Agustus 2025 | 08.05.00 WIB Last Updated 2025-08-18T01:05:51Z
Meriahkan HUT ke-80 RI di OKI, bupati OKI H. Muchendi Mahzareki dan wakilnya Suprianto bersama masyarakat bergandengan dengan busana adat Nusantara, menari dan tertawa bersama sebagai simbol persatuan dalam keberagaman. Minggu (17/08/2025).


OKI, transkapuas.com - Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Minggu (17/8/2025), berlangsung meriah dengan balutan pakaian adat Nusantara. Namun di balik kemeriahan itu, aktivis menilai semangat kemerdekaan seharusnya diwujudkan dalam komitmen pemberantasan korupsi dan perbaikan pelayanan publik.


Bupati OKI H. Muchendi yang bertindak sebagai inspektur upacara tampil mengenakan beskap dan songket Palembang bernuansa merah keemasan. Ketua TP PKK OKI, Hj. Ike Muchendi, juga memeriahkan perayaan dengan songket motif biduk kajang buatan pengrajin lokal. Para pejabat lain mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.


“Pakaian adat adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan. Ini bentuk kebanggaan sekaligus peneguhan nilai kebangsaan,” kata Bupati Muchendi usai upacara, dikutip dari laman Diskominfo OKI.


Namun sejumlah aktivis menyuarakan kritik. Mantan Ketua demisioner Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) OKI, Achik Muhrom, menilai masyarakat butuh bukti nyata, bukan sekadar simbol.


“Balutan pakaian adat tidak akan menghapus korupsi. Yang dibutuhkan adalah keberanian pemimpin melawan praktik busuk yang merugikan rakyat,” tegas Achik kepada transkapuas.com, Senin (18/8).


Sorotan serupa disampaikan Salim Kosim dari Pusat Riset Kebijakan Publik dan Pelayanan Masyarakat (PRISMA ) Sumsel. Ia menyinggung dugaan praktik korupsi dalam proyek pembangunan, bantuan sosial, hingga sektor pertanian.


“Kalau benar ingin meneguhkan perjuangan para pendiri bangsa, berantas dulu korupsi di birokrasi. Itu baru merdeka sejati,” ujar Salim.


Usai upacara, jajaran Pemkab OKI bersama Forkopimda mengikuti peringatan detik-detik Proklamasi dari Istana Negara secara virtual.


Sementara itu, kritik aktivis dipastikan akan terus bergema sebagai pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan, tetapi juga diperjuangkan melalui keadilan dan transparansi.


“Jangan lupa, kita belum merdeka seratus persen. Yang merdeka hanya segelintir elit,” kata Tan Malaka, sebagaimana tercatat dalam karyanya Madilog.


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update