Notification

×

BPKAD OKI

BPKAD OKI

Iskandar Sering Sambangi Warga, Publik Masih Ingat ‘Warisan

Minggu, 10 Agustus 2025 | 13.11.00 WIB Last Updated 2025-08-10T06:11:45Z
Caption H.Iskandar anggota DPR-RI fraksi PAN ( baju putih , red),saat Reses.Dan belakangan ini rajin mudik ke Kampung yang diduga untuk konsolidasi rebut kekuasaan 2029.


OKI, transkapuas.com – Mantan Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) periode 2014–2024, Iskandar SE, yang kini duduk di kursi DPR RI Fraksi PAN, sejak awal 2025 terlihat kembali intens turun ke lapangan. Ia mengunjungi desa-desa, menyalurkan bantuan, menghadiri temu warga, dan menyampaikan program pengembangan sektor pertanian.


Dalam sebuah video singkat yang diterima Transkapuas.com, Iskandar menyampaikan niatnya untuk melanjutkan pembangunan dari jalur parlemen. "Kalau dulu kita membangun OKI dari desa saat jadi bupati dua periode, sekarang kita membangun sawah untuk rakyat melalui parlemen,” ujarnya di hadapan warga Jejawi saat meninjau area persawahan.




Meski secara formal disebut sebagai agenda reses, gerak-gerik ini dinilai sejumlah pihak sebagai langkah konsolidasi politik. Spekulasi beredar bahwa Iskandar sedang menyiapkan panggung untuk merebut kembali kekuasaan eksekutif—baik melalui istrinya, anaknya Alki, maupun dirinya sendiri.



Bayang-bayang Loyalis dan Pisau Bermata Dua


Di pemerintahan Muchendi Supri, masih banyak pejabat yang disebut-sebut sebagai “binaan” Iskandar. Mereka ini, menurut sumber internal, adalah “pisau bermata dua”: di satu sisi tampil loyal kepada bupati aktif, namun di sisi lain diam-diam mengirimkan informasi strategis kepada Iskandar. Situasi ini menciptakan dinamika politik yang rumit, di mana batas antara kolaborasi dan sabotase menjadi kabur.


Seorang sosiolog politik dari Universitas Sriwijaya, Dr. Rinaldi Surya, menilai fenomena ini sebagai bagian dari politik patronase yang sulit dihapuskan di tingkat lokal.



"Selama pejabat yang ada di pemerintahan merupakan hasil penempatan era bupati sebelumnya, maka pengaruh politik lama akan terus beroperasi, meskipun secara formal rezim sudah berganti. Loyalitas personal seringkali lebih kuat dibandingkan loyalitas institusional,” ujarnya seperti dikutip dari buku Patronase dan kekuasaan lokal, Study Politik daerah di Sumatera Selatan .




Kilas Balik: Lebaran dan Stempel Speed Boat


Publik OKI masih mengingat momen Lebaran tahun lalu. Iskandar pulang kampung untuk menghadiri acara stempel speed boat—agenda yang justru tak pernah ia hadiri saat menjabat bupati dua periode. Ironisnya, dua pejabat aktif OKI menyambutnya bak raja. Hingga kini, pejabat tersebut belum tersentuh perombakan (reshuffle) oleh Muchendi Supri.


Bagi sebagian warga, momen itu memperlihatkan bahwa jarak antara kekuasaan lama dan baru di OKI tidak pernah benar-benar jauh. “Itu seperti reuni politik di panggung publik,” komentar seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.




Politik Memori dan Perebutan Narasi


Sosiolog Dr. Rinaldi menambahkan bahwa apa yang dilakukan Iskandar saat ini juga merupakan bentuk “politik memori”—upaya menghidupkan kembali citra masa lalu untuk membangun legitimasi baru.




"Ketika seorang mantan kepala daerah kembali turun ke masyarakat dengan narasi keberhasilan masa lalu, itu bukan hanya tentang program. Itu tentang merebut narasi siapa yang paling layak memimpin di masa depan,” ujarnya.




Dengan strategi ini, publik dipaksa mengingat jasa-jasa masa lalu sambil secara halus melupakan kontroversi, termasuk catatan keuangan daerah saat akhir masa jabatannya.



Warisan yang Masih Membekas


Sebagian pengamat mengingatkan bahwa akhir masa jabatan Iskandar pada 2023 menyisakan defisit APBD yang sempat menjadi sorotan publik. Meski isu itu kini masih terdengar nyaring, bagi kalangan tertentu ia tetap menjadi bagian dari “warisan” politik yang membentuk persepsi masyarakat OKI.


“Politik di daerah seperti OKI jarang benar-benar dimulai dari nol. Ada kesinambungan, baik dalam jaringan kekuasaan maupun dalam memori publik. Pertanyaannya, memori mana yang akan lebih dominan: memori keberhasilan atau memori kekurangan?” pungkas Dr. Rinaldi.


(Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update