Notification

×

BPKAD

BPKAD

Sumpah pemuda

Sumpah pemuda

RIP

RIP

Bangkitkan Budaya Sungai, Kayuagung Lippe Gelar “Malam Tapai”

Senin, 28 Juli 2025 | 10.06.00 WIB Last Updated 2025-07-28T03:06:48Z
Caption : Benner malam Tapai


OKI, transkapuas.com – Tradisi lama masyarakat pesisir sungai Kayuagung kembali dihidupkan melalui kegiatan budaya bertajuk “Malam Tapai” yang digagas oleh komunitas konten kreator lokal, Kayuagung Lippe. Kegiatan ini digelar sebagai upaya mengangkat kembali warisan budaya daerah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.


Event “Malam Tapai” memperkenalkan kembali tradisi masyarakat era 1980–1990-an, ketika hasil bumi dan tapai—makanan fermentasi khas daerah—diperdagangkan di tepian sungai, khususnya di kawasan sekitar Masjid Agung Solihin Kayuagung. Tradisi ini dulu menjadi denyut ekonomi malam hari masyarakat sungai, namun kini nyaris hilang tanpa pelestarian.



 “Kami ingin menghadirkan kembali budaya yang nyaris punah ini, sekaligus menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi baru. Ini bukan sekadar nostalgia, tapi bentuk nyata kontribusi komunitas kreatif untuk daerah,” ujar Hamid, admin Kayuagung Lippe, Senin (28/7).


Kegiatan ini melibatkan pelaku UMKM, seniman lokal, pengrajin, dan masyarakat sekitar. “Malam Tapai” dirancang digelar rutin, sebagai atraksi budaya yang bisa menarik wisatawan dan mendorong perputaran ekonomi lokal. Namun, yang menjadi sorotan, inisiatif ini justru muncul dari komunitas, bukan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab OKI.


Pemerhati kebijakan publik dari Prisma, Salim Kosim, menilai langkah ini baik sebagai investasi budaya jangka panjang, namun tidak cukup sebagai solusi atas defisit anggaran sebesar Rp560 miliar yang kini membebani daerah.



 “Pemkab OKI harus serius mengevaluasi kebocoran PAD. Program budaya penting, tapi tak bisa berdiri sendiri tanpa kebijakan struktural yang lebih dalam,” ujar Salim.


Sementara itu, pelaku usaha lokal menyambut positif kegiatan ini. Mereka berharap agar program tidak berhenti sebagai seremoni, melainkan diiringi dengan kebijakan nyata seperti promosi wisata, perbaikan infrastruktur, dan dukungan langsung bagi usaha kecil.


Dengan dihidupkannya kembali “Malam Tapai”, Kayuagung Lippe menunjukkan bahwa budaya bukan hanya soal warisan masa lalu, tapi juga peluang masa depan. Pemerintah daerah pun diharapkan mengambil bagian lebih aktif dalam mengangkat potensi lokal yang selama ini terabaikan.


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update