Notification

×

Transkapuas

Transkapuas

Oki 3

Oki 3

Oki 2

Oki 2

Oki 1

Oki 1

BPKAD

BPKAD

Tumpal Simaremare Wafat, Warisan Perjuangan Reformasi Tak Terpadamkan

Senin, 22 Desember 2025 | 11.55.00 WIB Last Updated 2025-12-22T04:55:42Z

 

Caption: Tumpal Simaremare (dok ist)

Palembang, transkapuas.com — Sore itu, Minggu, 21 Desember 2025, kabar duka menyebar pelan namun menghentak. Tumpal Simaremare bin Jautar Simaremare, seorang aktivis Reformasi 1998, menghembuskan napas terakhirnya di Palembang pada pukul 16.50 WIB.


Kepergiannya menorehkan kehilangan bagi keluarga, sahabat, dan jejaring aktivis yang pernah berjalan bersamanya dalam lintasan panjang perjuangan demokrasi.


Rumah duka di Jalan Ali Gatmir, Lorong Tapak Ning, Kelurahan 10 Ilir, Palembang, dipenuhi pelayat sejak kabar wafatnya tersiar. Wajah-wajah lama yang pernah berada di barisan yang sama kembali berkumpul—bukan untuk berteriak di jalanan seperti dulu, melainkan untuk mengenang seorang sahabat yang kini telah berpulang.


Bagi rekan-rekannya, Tumpal bukan sekadar bagian dari sejarah Reformasi 1998. Ia adalah pengingat bahwa perjuangan demokrasi lahir dari keberanian bersuara, keteguhan prinsip, dan kesediaan menanggung risiko.


Kini, meski raganya telah tiada, warisan nilai yang ia perjuangkan tetap hidup dalam ingatan dan perjalanan mereka yang ditinggalkan.


Sejumlah sahabat lama dan tokoh masyarakat tampak hadir memberikan penghormatan terakhir. Di antara mereka terlihat Rudianto Pangaribuan, Firdaus Hasbullah, Sukma Hidayat, Charma Afrianto, Bagoes Eddy Gunawan, Ade Indra Chaniago, hingga Ing Suardi alias Cakuk. 


Kehadiran mereka menjadi penanda bahwa ikatan yang terbangun di masa perjuangan tidak terputus oleh waktu maupun jarak.


Di tengah pelayat, hadir pula Gubernur Sumatera Selatan periode 2003–2008, Syahrial Oesman. Kehadirannya mencerminkan posisi almarhum yang dikenal lintas kalangan—tidak hanya di lingkungan aktivis, tetapi juga di ruang-ruang kebijakan dan masyarakat sipil. 


Tumpal Simaremare dikenang sebagai pribadi yang konsisten menyampaikan pandangan, baik di jalanan maupun dalam diskusi-diskusi yang lebih senyap.


Bagi keluarga, kepergian Tumpal meninggalkan duka mendalam. Almarhum meninggalkan seorang istri, Zaitun, serta tiga orang anak. Keluarga menyampaikan terima kasih atas doa dan kehadiran para pelayat yang datang silih berganti, menguatkan mereka di tengah kehilangan.


Rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan pada Senin, 22 Desember 2025, di Tempat Pemakaman Umum Kebun Bunga, Palembang. 


Prosesi itu akan menjadi penutup perjalanan hidup seorang aktivis, sekaligus pengingat bahwa perjuangan demokrasi selalu ditopang oleh manusia-manusia biasa yang berani berdiri pada keyakinannya.


Kepergian Tumpal Simaremare menegaskan satu hal: sejarah Reformasi tidak hanya ditulis oleh peristiwa besar, tetapi juga oleh keteguhan individu-individu yang memilih untuk tidak diam. 


Di tengah perubahan zaman dan tantangan demokrasi hari ini, sosok seperti Tumpal menjadi pengingat bahwa keberanian bersuara dan kesetiaan pada nilai keadilan adalah warisan yang tak lekang oleh waktu. 


Ia telah berpulang, namun jejak perjuangannya tetap hidup—dalam ingatan, dalam nilai, dan dalam harapan akan demokrasi yang terus diperjuangkan.


( Mas Tris).

×
Berita Terbaru Update