Notification

×

BPKAD

BPKAD

APBD OKI Diduga “Terkoyak” di Era Asmar Wijaya: Defisit Menggila, Kontraktor Kelimpungan

Kamis, 04 Desember 2025 | 17.35.00 WIB Last Updated 2025-12-04T10:35:12Z
Caption Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah kabupaten Ogan Komering Ilir ( OKI)yang di terbitkan oleh BPK.


OKI, transkapuas.com — Drama keuangan daerah OKI memasuki babak yang makin panas. APBD OKI diduga seperti “terkoyak tanpa ampun” sepanjang tahun 2024, setelah BPK RI Perwakilan Sumsel membongkar fakta bahwa defisit meledak hingga Rp362,9 miliar. Angka yang menggelegar ini muncul tepat pada era kepemimpinan Ir. Asmar Wijaya, M.Si sebagai Pj Bupati.


Kantor Bupati OKI kini jadi pusat tatapan publik: bagaimana mungkin defisit bisa meroket sedrastis itu tanpa adanya langkah penyelamatan?


Yang lebih mengejutkan, APBD 2025 yang diketok DPRD pun tak menyisakan anggaran sepeser pun untuk membayar utang defisit kepada kontraktor. Para pelaku kontruksi pun sebenarnya sudah paham betul: kalau APBD satu tahun penuh tidak memasukkan pembayaran defisit, berarti mereka masih harus gigit jari lebih lama.



APBD Seperti “Berlubang” Setiap Tahun


Laporan BPK mencatat kisah defisit yang mirip serial tak berujung:


2021: Rp99,1 miliar


2022: Rp159,5 miliar


2023: Rp308,3 miliar


2024: Rp362,9 miliar



Grafiknya naik terus, seperti roller coaster yang hanya bergerak ke atas tanpa rem.



Kontraktor: “Kami Seperti Dilempar ke Jurang Tanpa Tali”


Di balik angka-angka yang tercetak rapi di dokumen BPK, ada jeritan sunyi para kontraktor.


Banyak yang menggadaikan sertifikat, kendaraan, bahkan aset keluarga untuk mengambil pinjaman modal dari BSB. Semua berharap pembayaran Pemkab OKI lancar.


Nyatanya?


Utang bank menumpuk


Bunga berjalan terus


Pembayaran dari Pemda nol besar


APBD 2025 tidak menganggarkan pelunasan



“Seperti dilempar ke jurang tanpa tali. Kami disuruh tunggu, tunggu, dan tunggu, tanpa tahu kapan dicairkan,” ujar seorang kontraktor dengan nada penuh keputusasaan.


Beberapa bahkan menyebut situasi 2024–2025 sebagai “musim gulung tikar massal”.



Kenaikan APBD Perubahan 2025 Justru Menggema Besar


Ironisnya, APBD Perubahan 2025 justru melesat naik Rp521 miliar.


PAD melonjak. Transfer pusat meroket. Pendapatan daerah naik drastis.


Namun anehnya, peningkatan itu tidak menyentuh kewajiban pembayaran defisit. Publik jadi bertanya:


“Jika pendapatan naik setengah triliun, kenapa utang defisit tidak dibayar?”


Pertanyaan ini menggema di kalangan DPRD, kontraktor, hingga para aktivis antikorupsi setempat.



Pengamat Prisma: “Ini Seperti Kapal Bocor, Tapi Nahkodanya Tidak Menutup Lubang”


Pengamat Kebijakan Publik Prisma, Salim Kosim, mengibaratkan kondisi APBD OKI sebagai kapal besar yang terus kemasukan air.


“Masalah defisit ini bukan muncul tiba-tiba. Sudah terlihat sejak 2021. Kalau dari awal tidak serius menutup lubang, ya pasti menganga makin besar,” ujar Salim. pada wartawan Kamis ( 4/12/2025).


Ia menegaskan bahwa era kepemimpinan Asmar sebagai Sekda dan Pj Bupati adalah fase paling menentukan.


“Pertanyaannya sederhana: mengapa defisit malah bertambah besar ketika beliau memegang dua jabatan strategis sekaligus?”



Asmar Wijaya Masih Tutup Mulut


transkapuas.com telah berupaya meminta penjelasan dari Ir. H. Asmar Wijaya, M.Si melalui pesan WhatsApp di nomor 0821-8254-XXXX.


Centang biru muncul. Pesan dibaca.Namun hingga berita ini tayang:tidak ada balasan,tidak ada klarifikasi,dan tidak ada sikap resmi dari Pemkab OKI.Publik pun bertanya-tanya, kenapa sunyi?


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update