Sekadau, transkapuas.com - Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus aktif mendorong pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) demi meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dari 18 hingga 19 November, bertempat di kantor Desa Tanjung, Kecamatan Sekadau Hilir.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sekadau, Noerma Yuanita, S.H., menjelaskan bahwa hingga saat ini, beberapa desa telah berhasil merumuskan rencana aksi dan membentuk struktur relawan tangguh bencana.
“Desa tangguh bencana tidak hanya sekadar di atas kertas. Kami mendampingi masyarakat secara langsung agar mereka benar-benar memiliki kemampuan dalam menghadapi bencana,” ungkapnya pada acara pembukaan.
Menurut Noerma, setiap desa tangguh harus memiliki peta risiko, jalur evakuasi, dan sistem peringatan dini yang sederhana. Program ini juga melibatkan tokoh masyarakat, pemuda, dan lembaga adat, agar kearifan lokal dapat menjadi bagian integral dalam mitigasi bencana.
“Jika semua elemen tersebut ada, masyarakat akan lebih siap dan tidak panik saat bencana datang. Kearifan lokal, seperti tanda alam dan tradisi gotong royong, kami jadikan bagian dari strategi ketangguhan,” tambahnya.
Menjelang akhir tahun 2025, target yang ingin dicapai adalah terbentuknya minimal 15 desa tangguh di berbagai kecamatan. Ia berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga keselamatan bersama.
Kami memprioritaskan wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi. Jika masyarakat kuat, maka daerah juga akan lebih tangguh dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Plh Sekda Kabupaten Sekadau, Drs. Sandae, M.Si, mengucapkan terimakasih dan mendukung kegiatan yang di adakan oleh BPBD dan Basarnas tersebut.
“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Sekadau mengucapkan terima kasih dan mendukung pelatihan dari BPBD Provinsi Kalbar dan Basarnas bagi warga. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik warga agar memiliki keterampilan dalam menghadapi bencana," ungkap Sandae.
"Dengan rencana terpadu yang terkoordinasi, diharapkan dampak bencana dapat diminimalisasi dan masyarakat lebih siap membangun kembali kehidupannya setelah bencana terjadi. “Pelatihan tangguh bencana ini merupakan pendorong sinergitas dan integritas seluruh program yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi non-pemerintah serta unsur swasta,” tambahnya.
Sandae juga menegaskan pentingnya penegakan aturan pemerintah yang berbasis pada masalah pekon dan penanggulangan bencana agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam mengurangi risiko, baik saat terjadi bencana maupun pasca-bencana.
"Pemerintah daerah mengakui keterbatasan dalam menyediakan sumber daya aparatur dan sarana penanggulangan bencana. “Kami berharap pekon memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat guna meningkatkan kapasitas dan kewaspadaan demi mengurangi risiko bencana, sehingga masyarakat menjadi lebih tenang,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan peserta untuk mengikuti pelatihan dengan penuh tanggung jawab agar dapat menyerap ilmu dan wawasan yang disampaikan oleh narasumber melalui diskusi dan simulasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Plh Sekda Sekadau Drs. Sandae, perwakilan Camat Sekadau Hilir, Abang Rifa'i, Kapolsek Sekadau Hilir AKP Burhan Nudin, Kepala Desa Tanjung, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), RT/RW, tokoh masyarakat, serta staf BPBD Kabupaten Sekadau. (Tim/BBG/sy)
