Notification

×

BPKAD

BPKAD

G30sPKI

G30sPKI

Jalan Panjang OKI Menuju Perubahan

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 18.19.00 WIB Last Updated 2025-10-11T11:19:25Z
Caption Gubernur Sum Sel H Herman Deru hadiri HUT OKI dengan Penuh tawa dan kehangatan! Suasana rapat paripurna HUT OKI ke 80 ,terasa akrab saat Ia menyampaikan sambutan dengan gaya khasnya yang bersahaja dan humoris.”Sabtu (11/10/2025).


OKI, transkapuas.com — Di banyak desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan,jalan bukan sekadar urat nadi ekonomi, ia adalah simbol harapan. Bertahun-tahun lamanya, debu, lumpur, dan lubang di badan jalan menjadi pemandangan akrab warga.


“Dulu kalau musim hujan, motor bisa tergelincir di lumpur. Kalau kering, debunya menutupi wajah,” kenang Nayon, warga Tulung Selapan, saat ditemui usai peringatan HUT OKI ke-80 di Kayuagung, Sabtu (11/10/2025).


Kini, harapan itu perlahan menampakkan wujudnya. Di bawah komando Bupati Muchendi Mahzareki dan Wakil Bupati Supriyanto, pembangunan infrastruktur di OKI mulai menunjukkan percepatan yang nyata. Tahun 2025 menjadi momentum penting: 198,2 kilometer jalan tengah dan akan diperbaiki di seluruh wilayah kabupaten.


“Percepatan kami lakukan di bidang jalan dan jembatan,” ujar Muchendi dalam pidatonya di hadapan anggota DPRD dan tamu undangan. Kalimat itu disambut tepuk tangan panjang — seolah mewakili napas panjang masyarakat yang selama ini menunggu perubahan.


Pembangunan tersebut tidak datang begitu saja. Pemkab OKI menempuh tiga skema pembiayaan:


Bantuan Keuangan Bersifat Khusus (Bangub) dari Pemprov Sumsel untuk 74 ruas jalan sepanjang 163 kilometer dan 3 jembatan sepanjang 182 meter.


APBD OKI menopang 17 ruas jalan sepanjang 25,8 kilometer serta 5 jembatan sepanjang 29 meter.


Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah, dibangun 1 ruas jalan sepanjang 10 kilometer yang menjadi penghubung penting antarwilayah.



Namun, jalan pembangunan memang tak selalu mulus. Dari total 1.467 kilometer jalan yang menjadi tanggung jawab Pemkab OKI, hanya 23,86 persen yang berada dalam kondisi baik. Sisanya, lebih dari dua pertiga masih menunggu perbaikan.


Muchendi tak menutup mata terhadap kondisi itu.

“Wilayah kami luas, anggaran kami terbatas. Tapi kami tak ingin menyerah. Infrastruktur harus jadi prioritas nyata, bukan sekadar janji,” tegasnya.


Dukungan juga datang dari Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, yang menyebut OKI sebagai daerah dengan tingkat kerumitan tertinggi dalam urusan pembangunan jalan.

“OKI ini spesial. Wilayahnya luas, tanggung jawabnya besar. Tapi Bupatinya punya semangat besar dan terbuka, itu modal utama,” kata Deru.


Deru pun menyoroti kendala administratif yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama: ribuan kilometer jalan eks transmigrasi yang belum jelas statusnya.

“Terbanyak justru di OKI. Ini yang membuat kami sulit melakukan intervensi langsung,” ujarnya.


Bagi warga OKI, pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik. Ia menjadi simbol masa baru — masa di mana pemerintah daerah berusaha menebus keterlambatan masa lalu dengan kerja nyata.


Bagi sebagian warga yang sempat apatis pada era sebelumnya, kini muncul secercah keyakinan.

“Kalau jalan sudah bagus, ekonomi jalan, anak sekolah pun mudah berangkat belajar,” kata Sujono, pedagang sayur di Kecamatan Mesuji Makmur. “Kami cuma berharap, janji pembangunan kali ini benar-benar berlanjut.”tandasnya


Harapan itu mungkin sederhana, namun di tanah luas yang dipenuhi rawa, sungai, dan jalan panjang menuju perubahan, setiap kilometer yang diperbaiki adalah langkah menuju masa depan OKI yang lebih baik.


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update