![]() |
Caption: TBBR menolak keras program transmigrasi demi melindungi hak masyarakat Kalimantan |
Sintang (Kalbar), transkapuas.com - Pada Rabu, 16 Juli 2025, atraksi Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) berlangsung meriah di halaman Rumah Betang Tampun Juah Jerora Satu. Acara ini menjadi bagian dari perayaan Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang, yang dihadiri oleh ribuan masyarakat setempat serta pengunjung dari berbagai daerah.
Atraksi budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional ini tidak hanya menampilkan keindahan tarian dan pertunjukan kekebalan tubuh, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Setiap gerakan tersebut menggambarkan harmoni antara manusia dan alam, yang merupakan inti dari budaya Dayak.
Setelah atraksi selesai, Pasukan Merah TBBR beranjak menuju Gedung Serba Guna di Jalan JC. Ovang Oraey, Sintang. Di depan gedung tersebut, sejumlah anggota ormas TBBR berkumpul untuk menyampaikan pernyataan tegas menolak rencana program transmigrasi ke Kalimantan. Dalam orasinya, mereka menyampaikan bahwa program tersebut berpotensi membawa dampak negatif bagi masyarakat lokal yang telah lama mendiami wilayah tersebut.
Dalam penjelasan yang dibacakan, ormas TBBR menekankan beberapa poin penting yang mendesak pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut:
1. Evaluasi Rencana Transmigrasi: Mereka meminta agar pemerintah melakukan evaluasi mendalam terhadap rencana program transmigrasi di Kalimantan. Evaluasi ini harus melibatkan kajian dari berbagai aspek, terutama aspek sosial yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat lokal.
2. Pengalihan Anggaran: Anggaran yang telah disetujui oleh DPR-RI untuk program transmigrasi diminta untuk dialihkan ke program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat lokal. Hal ini penting agar dana tersebut benar-benar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, bukan justru merugikan mereka.
3. Dukungan untuk Pendataan Penduduk Lokal: Ormas TBBR juga menyatakan kesiapan mereka untuk membantu pemerintah dalam mendata penduduk lokal yang layak menerima fasilitas dari program transmigrasi. Dengan langkah ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat lokal dapat terjaga dan ditingkatkan.
Acara ini tidak hanya menjadi momen perayaan budaya, tetapi juga sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Melalui aksi ini, Pasukan Merah TBBR berharap suara mereka didengar oleh pemerintah, sehingga kebijakan yang diambil dapat benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.
Dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya, Pekan Gawai Dayak kali ini menjadi ajang yang tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga memperkuat kesadaran akan pentingnya melindungi hak-hak masyarakat lokal di tengah arus modernisasi.
Publish: (RN)