Notification

×

BPKAD

BPKAD

Warga Kayan Hilir Keluhkan Kondisi Jalan yang Buruk

Rabu, 17 Desember 2025 | 16.03.00 WIB Last Updated 2025-12-17T09:03:38Z

 

Caption: Kondisi jalan yang sangat memprihatinkan di lima desa: Neran Baya, Sungai Buaya, Batu Betak, Sungai Garong, dan Sungai Sintang, memaksa masyarakat berjuang demi harapan akan perubahan yang layak

Sintang, (Kalbar), transkapuas.com–Dalam suasana kegundahan, warga Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, menyuarakan keluhan mereka terkait kondisi jalan yang tak kunjung membaik. Keluhan ini datang dari lima desa, yaitu Neran Baya, Sungai Buaya, Batu Betak, Sungai Garong, dan Sungai Sintang. Meskipun Indonesia telah merdeka selama 80 tahun, mereka merasa terabaikan dan tidak diperhatikan oleh pemerintah pada Rabu, 17 Desember 2025.


Mega Agina, seorang tokoh masyarakat, mewakili suara warga, dengan tegas menyatakan bahwa harapan akan perbaikan infrastruktur telah lama menjadi ilusi.


"Setiap kali pemilu tiba, kami dihibur dengan janji dari para calon Bupati dan anggota Dewan. Mereka menjanjikan pembangunan jalan dan peningkatan infrastruktur di desa kami, tetapi setelah pemilihan selesai, semua janji itu seolah sirna," ungkapnya dengan nada sedih.


Kondisi jalan yang buruk bukan hanya menyulitkan mobilitas warga, tetapi juga menghambat akses terhadap berbagai peluang ekonomi. Mega mengungkapkan, "Dulu kami berminat berpartisipasi dalam industri perkebunan kelapa sawit yang menjanjikan keuntungan, tetapi kami dilarang karena status hutan lindung. Kini, ketika sektor tersebut tampak menjanjikan lagi, kami tetap terhalang oleh larangan dari pihak kehutanan."


Kepala Desa Batu Netak, Marsah, hadir sebagai suara pendukung masyarakat. Ia mengatakan, "Kami sudah berulangkali mengajukan permohonan perbaikan infrastruktur kepada pemerintah. Kesejahteraan masyarakat adalah prioritas kami, dan kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih kepada desa-desa kami. Kami siap bersinergi untuk mendukung inisiatif pembangunan yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat."


Di tengah ketiadaan perhatian ini, masyarakat juga harus menghadapi kenyataan pahit setiap kali anggota keluarga sakit atau meninggal. "Ketika situasi darurat terjadi, kami harus bergotong-royong memikul pasien atau jenazah ke tempat di mana mobil dapat menjangkau. Ini adalah perjalanan penuh tantangan yang seringkali mengancam keselamatan," tambah Mega, menggambarkan betapa sulitnya akses infrastruktur. 


Permasalahan ini semakin meluas, menciptakan kesenjangan sosial antara komunitas mereka dan daerah yang lebih maju. Sementara desa-desa lain menikmati kemudahan akses dan infrastruktur yang baik, warga Kayan Hilir khususnya di wilayah ulu Inggar terus berjuang dalam ketidakadilan yang menyakitkan. "Kami hanya ingin hidup layak seperti orang lain. Tiga komponen kehidupan ,jalan, kesehatan, dan ekonomi seolah menjadi mimpi yang jauh dari jangkauan kami," keluh Mega.


Marsah mengajak seluruh jajarannya dan masyarakat untuk bersatu dalam menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah. "Kami ingin suara kami diperhatikan. Ini bukan sekadar keluhan, ini adalah seruan untuk keadilan dan perhatian dari pemerintah. Kami butuh tindakan nyata," tegasnya.


Di akhir pembicaraannya, Mega menegaskan harapannya kepada para pemimpin yang terpilih di masa mendatang agar tidak hanya mengandalkan janji-janji semu, tetapi dapat mengaktualisasikan program-program bermanfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.


"Bukan hanya kata-kata, tetapi kami ingin melihat hasil dari janji-janji tersebut," tutupnya penuh harapan.


Dengan suara yang kompak ini, masyarakat Ulu Inggar Kecamatan Kayan Hilir berharap keberanian mereka untuk berbicara dapat memicu perubahan yang diperlukan, membawa jalan yang lebih baik, dan menjadikan kehidupan lebih layak di ujung negeri yang mereka cintai ini.


Publish: (RS)

×
Berita Terbaru Update