Notification

×

BPKAD

BPKAD

Sumpah pemuda

Sumpah pemuda

RIP

RIP

Gawat! 121 Objek L3S Sepi Peminat, OKI Kekeh Pertahankan Harga Standar!

Senin, 24 November 2025 | 09.29.00 WIB Last Updated 2025-11-24T02:29:31Z
Caption : ObjekLebak Petai Besar yang tidak laku terjual pada saat lelang di kantor camat Rabu 19/11/2025 beberapa waktu lalu.


OKI, transkapuas.com — Sebanyak 121 objek Lebak Lebung dan Sungai (L3S) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dinyatakan tidak laku terjual pada lelang tahun ini. Fenomena ini memicu tanda tanya publik karena lelang L3S selama ini dikenal sebagai tradisi tahunan yang ramai peminat dan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.


Kepala Dinas Perikanan OKI, Ubaidillah, menjelaskan bahwa sepinya peminat tahun ini dipengaruhi ketidakstabilan musim air, menurunnya aktivitas nelayan tradisional, hingga pergeseran minat masyarakat.


"Kami melihat ada perubahan perilaku peminat L3S tahun ini. Beberapa wilayah mengalami musim air yang tidak stabil sehingga dianggap kurang produktif. Ini yang membuat banyak objek tidak diminati,” ujar Ubaidillah, Senin (24/11/2025).


Meski ratusan objek tidak laku, Ubaidillah menegaskan bahwa harga standar tetap tidak boleh diubah pada pelaksanaan lelang kedua.


"Harga standar yang sudah ditetapkan tidak bisa kami rubah pada lelang kedua. Pada 2 Desember 2025 nanti di Ruang Bende Seguguk Kantor Bupati, proses lelang tetap memakai harga yang sama sesuai aturan,” tegasnya.


Ia memastikan bahwa evaluasi harga hanya bisa diberlakukan pada tahun anggaran berikutnya setelah kajian resmi dilakukan.


Ubaidillah juga menambahkan bahwa meski banyak objek tidak terjual, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor L3S justru melampaui target.


"Meskipun banyak objek tidak laku, PAD kita tetap melewati target, dari Rp5,21 M menjadi Rp5,86 M” tandasnya.


Di sisi lain, sejumlah pegemin menilai keputusan mempertahankan harga standar berpotensi membuat lebak-lebak tertentu terus terbengkalai. Popoy, salah satu pegemin, memberi contoh pada Lebak Petai Besar Kecamatan Pedamaran yang dikhawatirkan makin tertimbun oleh timboan tanah jika kembali tidak laku.


"Kalau harga tidak diturunkan di lelang kedua, dampaknya besar pada kondisi lebaknya. Tahun kemarin tidak laku, kalau tahun ini tidak laku lagi, timboan tanah makin besar,” ujar Popoy.


Sementara itu, Arisnika, pegemin dari Kecamatan Pampangan yang berminat pada Lebak Bobol Desa Keman, berharap ada penyesuaian harga sesuai kondisi di lapangan.


"Saya berminat Lebak Bobol Desa Keman, tapi kalau harga tetap tinggi dan tidak disesuaikan dengan kondisi lebaknya, sulit bagi kami untuk ambil. Bisa-bisa lebak itu terbengkalai terus,” kata Arisnika.


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update