Notification

×

BPKAD

BPKAD

Sumpah pemuda

Sumpah pemuda

RIP

RIP

Dari Sampah Dapur ke Sabun dan Pestisida: Perempuan Pedamaran Olah Limbah Jadi Rupiah

Minggu, 02 November 2025 | 02.14.00 WIB Last Updated 2025-11-01T19:14:44Z
Caption : Kepala Desa Lebuh Rarak, kecamatan Pedamaran OKI Barab Sunar, didampingi Camat Pedamaran, Yus Nursal, serta warga usai kegiatan pelatihan ‘Dari Limbah Jadi Rupiah’, Sabtu (1/11/2025).


OKI, transkapuas.com – Lebih dari seratus warga, sebagian besar kaum perempuan, di Desa Lebuh Rarak, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, antusias mengikuti pelatihan pengolahan limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi, Sabtu (1/11/2025).


Pelatihan yang digelar Forum DAS Sumsel itu mengajarkan cara mengolah sampah dapur menjadi eco-enzim serta turunannya, seperti sabun cuci piring, pupuk, dan pestisida nabati. Kulit buah dan sisa sayuran yang biasanya terbuang kini diolah menjadi produk rumah tangga yang ramah lingkungan sekaligus membuka peluang usaha baru.


"Kegiatan ini sangat relevan dengan upaya pengurangan sampah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami akan dorong agar pelatihan serupa digelar di desa-desa lain,” ujar Camat Pedamaran, Yoes Nursal, SE., M.Si., saat membuka kegiatan.


Sabun Alami yang Ramah di Tangan


Salah satu instruktur, Nuniek Handayani, S.Pd., menjelaskan sabun cuci piring berbahan eco-enzim memiliki daya bersih tinggi sekaligus aman bagi kulit.


"Eco-enzim mampu mengurai lemak dengan baik, lembut di tangan, dan tidak menyebabkan kulit kering,” jelasnya.


Sabun alami ini menjadi alternatif pengganti produk pabrikan yang umumnya mengandung bahan kimia sintetis seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan paraben, yang dapat memicu iritasi serta mencemari lingkungan.


Pestisida Nabati dari Buah Bintaro


Sementara itu, Dr. Dewi Meidalima, S.P., M.P., mempraktikkan pembuatan pestisida nabati dari buah bintaro yang difermentasi dengan eco-enzim.


"Larutan ini efektif mengusir hama tanpa merusak tanah dan air. Dengan cara ini, petani bisa menjaga ekosistem tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis,” ujarnya.


Menuju Ekonomi Sirkular Desa


Program ini merupakan bagian dari FOLU Net Sink 2030, hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Norwegia, yang bertujuan menekan emisi karbon melalui pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan.


"Tujuannya mengubah cara pandang masyarakat — dari menganggap sampah sebagai limbah menjadi sumber penghasilan yang bernilai ekonomi,” pungkas Dr. Dewi, dosen Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang.


Setelah pelatihan, peserta membawa pulang bibit sayuran, pupuk, dan sabun hasil olahan sendiri untuk diterapkan di rumah masing-masing.


( Mas Tris)

×
Berita Terbaru Update