Notification

×

BPKAD OKI

BPKAD OKI

Oki 06

Oki 06

Oki 05

Oki 05

Oki 04

Oki 04

Oki 03

Oki 03

OKI 02

OKI 02

OKI 01

OKI 01

Seminar Budaya PGD Sintang 2025: Solusi Untuk Isu Terkini

Kamis, 17 Juli 2025 | 13.46.00 WIB Last Updated 2025-07-17T06:46:02Z
Caption: Seminar Budaya PGD Sintang 2025 mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mencari solusi atas isu-isu terkini


Sintang (Kalbar), transkapuas.com - Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) Kabupaten Sintang Ke-XII Tahun 2025 telah mengadakan seminar budaya yang mengangkat isu-isu terkini yang dihadapi oleh masyarakat Sintang. Seminar ini berfokus pada permasalahan mendesak, seperti pengelolaan sampah dan penyerobotan lahan desa yang masuk ke kawasan hutan.


Acara berlangsung pada Kamis, 17 Juli 2025, di Betang Tampun Juah Jerora Satu, Sintang. Seminar ini menghadirkan lima narasumber yang kompeten dan dihadiri oleh pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) dari 14 kecamatan, pengurus DAD Kabupaten Sintang, mahasiswa, serta tokoh-tokoh Dayak.


Ketua Panitia PGD, Toni, dalam sambutannya menyatakan harapannya agar seminar ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Dayak dan menjadi mitra pemerintah dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada. Ia mendorong agar hasil seminar didokumentasikan dan dijadikan referensi bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan daerah.


"Saya kebetulan di Komisi D DPRD Sintang yang membidangi lingkungan, jadi ini sangat relevan. Semoga hasil seminar ini bisa menjadi dokumen penting untuk peraturan daerah. Dalam waktu dekat, kami juga akan mendorong pengesahan perda terkait galian C, perlindungan petani, dan revisi perda tata ruang yang ada," ungkap Toni. Ia menekankan bahwa tanpa revisi, hak-hak adat dapat terabaikan, seperti yang terjadi di beberapa desa di Kelam yang kini kesulitan membuat sertifikat tanah karena masuk ke kawasan hutan.


Toni juga menekankan pentingnya seminar budaya ini sebagai sarana pencarian solusi akademik untuk permasalahan nyata yang dialami masyarakat.


Ketua DAD Sintang, Jeffray Edward, yang juga membuka seminar, menyoroti pentingnya partisipasi unsur pemerintah, seperti Camat dan Kepala Desa, dalam acara semacam ini. "Pengalaman saya sebagai Ketua DAD menunjukkan bahwa seringkali ada kesenjangan antara pengurus adat dan pemerintah. Saya berharap seminar ini dapat membangun kemitraan yang lebih baik untuk mendukung program pemerintah," kata Jeffray.


Ia juga menekankan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, termasuk isu hutan adat, serta perlunya pemikiran bersama tentang pola transmigrasi ke Kalimantan Barat. Menurut Jeffray, masukan dari akademisi dan tokoh yang hadir sangat penting agar kebijakan pemerintah memberikan dampak positif bagi masyarakat adat.


Kelima narasumber yang berkontribusi dalam seminar ini adalah Salfius Seko, SH, MH; Dr. Redin, SH, MH; Dr. Kamaludin, SHut, MA; Dr. Antonius, SHut, MP; dan Antonius Antong, SE.


Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengatasi isu-isu penting yang dihadapi masyarakat Sintang dan memperkuat kerjasama antara lembaga adat dan pemerintah.


Publish: (RN)

×
Berita Terbaru Update