![]() |
Caption: Ritual Muja Puyang Gana: Menghormati Leluhur Sebelum Gawai Dayak 2025 |
Sintang (Kalbar), transkapuas.com - Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) Sintang ke-XII tahun 2025 memulai rangkaian acara dengan menggelar ritual adat di Rumah Betang Tampun Juah pada Selasa, 15 Juni 2025 pagi.
Ritual yang dikenal sebagai Muja Puyang Gana ini dipimpin oleh Seksi Ritual Adat bersama para tetua adat. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, serta Wakil Ketua DAD yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia PGD 2025, Toni.
Toni menjelaskan bahwa Muja Puyang Gana merupakan tradisi penting dalam budaya Dayak. Ritual ini dilaksanakan untuk meminta izin dan restu dari leluhur sebelum memulai perayaan besar seperti gawai. Dalam kepercayaan Dayak, Puyang Gana dianggap sebagai penjaga tanah dan air serta penguasa alam yang harus dihormati.
“Sebelum kita memulai Gawai, kita wajib pamit dan meminta izin kepada Puyang Gana. Tidak bisa sembarangan menggelar acara besar di tanah ini tanpa restu beliau,” kata Toni.
Ia menambahkan bahwa tujuan utama ritual ini adalah untuk mengusir roh-roh jahat yang dapat mengganggu jalannya kegiatan Gawai. Dalam prosesi tersebut, panitia menyajikan sesajian berupa makanan dan minuman untuk leluhur, serta membaca doa-doa adat.
“Ritual ini adalah bagian dari bersampi dan bersareh. Kita memberi makan, pamit, dan meminta izin kepada roh para leluhur, termasuk tokoh adat yang telah meninggal, seperti almarhum Pak Linang,” jelas Toni.
Menurutnya, menjaga hubungan dengan leluhur merupakan bagian penting dari warisan budaya Dayak. Gawai bukan hanya sekadar pesta, tetapi juga bentuk penghormatan kepada tradisi dan sejarah nenek moyang.
Pekan Gawai Dayak ini akan berlangsung selama 4 hari berturut-turut, mulai 16 hingga 19 Juli 2025. Toni berharap seluruh rangkaian kegiatan PGD Sintang ke-XII dapat berjalan dengan lancar, aman, dan membawa berkah bagi seluruh masyarakat.
Jeffray Edward, selaku Ketua DAD Sintang, menyampaikan bahwa pelaksanaan ritual adat ini juga berfungsi sebagai bentuk edukasi bagi generasi muda Dayak. “Kita ingin anak-anak muda tahu dan bangga dengan adat kita sendiri,” ujarnya.
Publish: (RN)