Notification

×

BPKAD OKI

BPKAD OKI

Oki 06

Oki 06

Oki 05

Oki 05

Oki 04

Oki 04

Oki 03

Oki 03

OKI 02

OKI 02

OKI 01

OKI 01

PGD ke XIV Kabupaten Sekadau Resmi Dibuka, Aron Tegaskan Tolak Transmigrasi

Selasa, 22 Juli 2025 | 16.42.00 WIB Last Updated 2025-07-22T23:46:13Z
Foto: Aron, SH bersama Wagub kalbar saat penyambutan di PGD XIV Kabupaten Sekadau


Sekadau, transkapuas.com – Pekan Gawai Dayak (PGD) ke XIV Kabupaten Sekadau Tahun 2025 resmi dibuka di Rumah Betang Youth Center, Jalan Panglima Naga, Kecamatan Sekadau Hilir, Selasa (22/7/2025). 


Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Gubenur Kalbar Krisantus, disaksikan jajaran pejabat daerah, tokoh adat, dan ribuan masyarakat yang memadati lokasi acara.


Gawai Dayak ke XIV Kabupaten Sekadau tahun 2025 mengusung tema “Lestarikan Adat dan Budaya Menuju Dayak Maju dan Bermartabat”, kegiatan budaya tahunan ini akan berlangsung selama lima hari, mulai 22 hingga 26 Juli 2025.


 Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) ke XIV Kabupaten Sekadau, Radius, mengatakan bahwa, Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-14 Kabupaten Sekadau tahun 2025 mengusung tema “Lestarikan Adat dan Budaya Menuju Dayak Maju dan Bermartabat” dengan fokus mempromosikan adat dan tradisi Sub Suku Dayak Taman.


“PGD tahun 2025 ini mengusung tema “Lestarikan Adat dan Budaya Menuju Dayak Maju dan Bermartabat.”Tema ini sekaligus menjadi upaya untuk mempromosikan adat istiadat dan tradisi Sub Suku Dayak Taman.”kata Radius.


Sementara itu, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sekadau, Jefray Raja Tugam, menyampaikan terima kasih kepada jajaran pemerintah atas dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan Pekan Gawai Dayak (PGD).


“Saya ingin menyampaikan pesan khusus kepada seluruh masyarakat, khususnya para tamu dan saudara-saudari yang datang dari luar daerah, mari kita bersama-sama mengikuti seluruh rangkaian acara Gawai ini dengan penuh rasa hormat, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Dayak, saya mengajak kita semua untuk menjaga suasana yang aman, damai, dan kondusif selama kegiatan berlangsung. hadir dan terlibatlah dengan sepenuh hati, serta hormatilah adat istiadat yang menjadi warisan leluhur kita, semoga dengan kebersamaan dan sikap saling menghargai, Gawai ini dapat berjalan dengan lancar, meriah, dan meninggalkan kesan yang baik bagi kita semua.”pesan Ketua DAD.


Pada kesempatan yang sama, Aron bupati Sekadau dua periode tersebut menyampaikan bahwa Gawai Dayak bukanlah merupakan pesta semata.


"Pekan Gawai Dayak ini bukan sekadar pesta, melainkan bentuk ungkapan syukur kepada Jubata (Tuhan) atas anugerah hasil panen selama setahun, meskipun hasil panen tidak selalu maksimal.”kata Bupati.


Terkait isu yang lagi viral saat ini, yaitu penolakan transmigrasi di Kalimantan Barat, Aron menegaskan menolak adanya transmigrasi. 


“Saya menegaskan bahwa Kabupaten Sekadau menolak program transmigrasi baru, untuk pemerintah provinsi dan pusat supaya memperbaiki kondisi kawasan transmigrasi yang sudah ada, Pernyataan ini disampaikan menanggapi isu hangat di media sosial terkait masuknya transmigrasi ke Kalimantan Barat, lokasi transmigrasi yang lama pun ada yang tidak dikelola dengan baik, bahkan ditinggalkan hingga kembali menjadi hutan, bagaimana mungkin kita mau menerima program transmigrasi yang baru dan saya tegaskan penolakan terhadap program transmigrasi baru karena satuan permukiman transmigrasi yang sudah ada saja tidak terurus. Jika program baru tetap dipaksakan, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sosial, sebab di Sekadau tidak ada lagi lahan kosong.”tegas Bupati.


Bupati Sekadau, Aron, meminta pengurus DAD kabupaten untuk segera mengadakan rapat dan koordinasi dengan DAD provinsi.


“Saya meminta pengurus DAD kabupaten untuk segera mengadakan rapat dan koordinasi dengan DAD provinsi guna mendata lahan sawit masyarakat di kawasan hutan, pendataan ini akan menjadi bahan audensi dengan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) untuk mengantisipasi kemungkinan lahan sawit masyarakat adat disita atau dimusnahkan di masa depan.”pinta Bupati.



Sementara itu Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, dalam sambutannya menyampaikan pesan yang mendalam kepada seluruh masyarakat.


"Kita sebagai masyarakat yang beradat dan berbudaya, kita memiliki kewajiban moral dan spiritual untuk selalu mensyukuri segala berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, dan tradisi Gawai yang dilaksanakan oleh masyarakat Suku Dayak merupakan wujud nyata dari rasa syukur tersebut, maka setiap usai musim panen, masyarakat Dayak senantiasa menggelar Gawai sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta atas hasil bumi yang melimpah serta sebagai ajang mempererat tali persaudaraan antarwarga.”katanya.


Wakil Gubernur Kalimantan Barat juga mengatakan bahwa lebih dari sekadar perayaan, Gawai mencerminkan filosofi hidup masyarakat Dayak yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, penghormatan terhadap alam, dan kelestarian adat budaya, oleh karena itu, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus melestarikan nilai-nilai luhur ini, serta menjadikan Gawai sebagai momentum memperkuat jati diri dan identitas budaya di tengah arus modernisasi.”katanya.



"Saya berharap agar ke depan akan lahir generasi muda Dayak yang tangguh, cerdas dan mampu tampil sebagai pemimpin di berbagai tingkatan, baik lokal, Nasional maupun internasional, namun demikian, generasi ini diharapkan tidak melupakan akar budayanya. Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur harus tetap menjadi prioritas utama.” pungkasnya. (Sy) 

×
Berita Terbaru Update