![]() |
Caption : Ilustrasi Satpol PP dan masyarakat OKI. |
OKI, transkapuas.com — Dugaan praktik prostitusi terselubung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kian menjadi perhatian publik. Sejumlah penginapan dan tempat hiburan di wilayah Kayuagung serta sepanjang Jalur Lintas Timur diduga menjadi lokasi transaksi prostitusi yang berlangsung secara terbuka.
Pantauan dan laporan masyarakat menyebutkan, tempat-tempat yang kerap digunakan untuk aktivitas tersebut antara lain Hotel SF, WS, dan CP di Kecamatan Kayuagung. Kawasan Pucuk (Kecamatan Pedamaran), Tutupan (Kecamatan Lempuing Jaya), serta sejumlah tempat karaoke di Desa Tugu Mulyo juga diduga menjadi lokasi mangkal pekerja seks komersial (PSK).
Penindakan Lemah, Warga Kecewa
Masyarakat menilai aparat penegak Peraturan Daerah, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) OKI, belum menunjukkan langkah tegas dalam menindak aktivitas ilegal tersebut.
“Sudah lama itu berjalan, tapi tidak ada tindakan berarti. Kadang Satpol PP datang, tapi tidak ada efek jera,” ujar Husin, warga Kayuagung, Jumat (12/6).
Menurut Husin, aktivitas prostitusi semakin marak di malam hari dan seringkali berlangsung tanpa hambatan, memunculkan dugaan adanya pembiaran dari pihak berwenang.
Desakan dari LSM dan Tokoh Masyarakat
Presidium Peduli Generasi Bangsa, Hamid Mulyadi, menyayangkan lemahnya pengawasan dari Satpol PP. Ia menilai, jika dibiarkan, fenomena ini bisa menimbulkan dampak serius terhadap moral generasi muda dan kesehatan masyarakat.
“Kalau dibiarkan, ini jadi ancaman moral dan kesehatan. Aparat jangan cuma tegas di spanduk, tapi lemah di lapangan,” kata Hamid.
Ia mendesak Bupati OKI untuk segera mengevaluasi kinerja dinas terkait, terutama jika terdapat indikasi pembiaran sistematis.
Sementara itu, tokoh perempuan Pedamaran, Siti Marlina, turut angkat bicara. Ia meminta pemerintah daerah tidak hanya melakukan sosialisasi, tetapi segera mengambil tindakan nyata di lapangan.
“Sosialisasi penting, tapi kalau sudah terlalu mencolok seperti ini, harus ada langkah tegas,” ujarnya.
Satpol PP Bantah Terima Setoran
Kepala Satpol PP OKI, Hilwen, membantah tudingan bahwa pihaknya melakukan pembiaran atau menerima setoran dari pengelola tempat hiburan.
“Kami sering dengar isu itu. Tapi setiap razia dilakukan, tempat-tempat yang dimaksud justru sepi. Mungkin informasi razia sudah bocor sebelumnya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Terkait isu adanya pungutan atau setoran tidak resmi kepada anggotanya, Hilwen menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar.
“Mungkin itu ulah oknum-oknum yang menyebut tanpa bukti. Kami tetap berkomitmen menjalankan tugas sesuai aturan,” tegasnya.
( Mas Tris)