Notification

×

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (DPRD)

Gawai Dayak (DPRD)

Gawai Dayak (PH)

Gawai Dayak (PH)

Gawai Dayak stg (3)

Gawai Dayak stg (3)

GAWAI Dayak stg (2)

GAWAI Dayak stg (2)

Gawai Dayak stg (1)

Gawai Dayak stg (1)

Gawai Dayak stg (4)

Gawai Dayak stg (4)

Gawai Dayak DTG (5)

Gawai Dayak DTG (5)

Vox Populi Vox Dei "Suara Rakyat Suara Tuhan"

Rabu, 14 Februari 2024 | 14.07.00 WIB Last Updated 2024-02-14T07:07:20Z


Landak, transkapuas.com - Hari ini, Rabu 14 Februari 2024, Pesta demokrasi di negara Republik Indonesia pun dimulai, terlihat warga cukup antusias mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sedari pagi kerumunan antrian warga terlihat di beberapa TPS untuk menyalurkan hak suara-nya guna memilih Pemimpin dan perwakilan mereka 5 tahun ke depannya.


Di sebuah TPS yang juga menjadi tempat Penulis akan mencoblos, terlihat seorang ibu tua yang di dampingi anak perempuannya, sedang memperhatikan dan melihat di dinding informasi yang bertempelkan kertas surat suara, tepatnya ada 5 buah kertas mulai dari kertas yang bergambarkan foto dan nama calon Presiden, calon DPD, calon DPR, calon DPRD provinsi serta calon DPRD kabupaten dan kota. Pastinya dinding informasi tersebut penuh oleh contoh gambar dari kertas surat suara yang nantinya akan ditusuk oleh warga pemilik suara.


Si-ibu terlihat kebingungan dan celingak-celinguk melihat foto dan nama di kertas suara yang berisi nama dan foto para calon, Ia terlihat memandang dan terkadang jarinya ikut menyusuri mencari-cari calon yang akan dipilihnya, kertas gambar suara yang dipelototinya adalah kertas suara untuk DPRD kabupaten yang memang dipenuhi oleh nama dan foto para Caleg. Dikertas suara tersebut terlihat foto dan nama para caleg tulisannya relatif kecil, tentunya menyulitkan mata tua-nya untuk dengan cepat mencari "calon" yang sudah disiapkannya dari rumah.


Penasaran dengan gelagat si-Ibu, akhirnya Penulis mendekatinya dan mencoba bertanya dengan si Ibu yang masih kebingungannya di depan papan informasi yang sedang dipelotinya.

Setelah berbincang sejenak, rupanya si Ibu sedang mencari nama caleg yang akan dipilihnya, tetapi tak tercantum di dalam kertas suara yang tertera di dinding informasi. Celakanya si Ibu tak terlalu kenal dengan raut wajah si Caleg, hanya tahu nama panggilan sehari-harinya saja. Sementara nama yang tertera di kertas surat suara adalah nama lengkap si Caleg, bukan nama panggilannya.


"Dia itu baik, jalan di gang saya sekarang mulus dia yang bangunnya, makanya saya mau milihnya" ujar si Ibu seraya tersenyum senang karena dia akhirnya tahu nama lengkap dan nomor Caleg yang akan ia coblos.


Dari si Ibu setidaknya kita paham bahwa Ia memilih dan menentukan pilihannya karena rekam jejak si Caleg yang Ia lihat dan rasakan langsung, bukan karena hasil dari serangan fajar atau politik uang. Meskipun tidak bisa dipungkiri, untuk terpilih dan menduduki jabatan politik di negeri ini, rekam jejak baik tidaklah cukup. Masih dibutuhkan dana segar yang besar untuk menggerakkan dan memastikan ada suara pemilih yang pasti, seperti kata pantun di setiap musim Pemilu "Buah sawit buah kayu Ara, ada duit ada suara"


Tak ada yang salah dengan pantun tersebut, selama sistem yang kita jalani buruk dan warga masyarakat kita persentase miskinnya dan tingkat intelektualitasnya lebih dominan besar daripada yang sejahtera dan berpendidikan baik. Maka praktik-prakrik transaksi dan jual beli suara akan tetap terjadi dengan segala trik modelnya. Memutus rantai sistem yang korup tersebut tentunya butuh Penguasa baik yang memiliki power yang kuat yang memang berkomitmen untuk menjalankan sistem yang baik. 


Pada akhirnya, seperti kata bijak "tak ada yang kebetulan di muka bumi ini" maka, siapapun yang terpilih pastinya atas kehendak-Nya. "Vox Populi Vox - Suara Rakyat adalah Suara Tuhan"

(Penulis : L. Sahat Tinambunan, SE,MM /Ketua IWO Landak)

×
Berita Terbaru Update