![]() |
Caption : Effendi SB ,tokoh masyarakat Air Sugihan. |
OKI, transkapuas.com — Mentari pagi baru menyapa di balik deretan pohon sawit ketika Efendi SB, tokoh masyarakat Air Sugihan, duduk termenung di teras rumahnya. Di tangannya tergenggam erat selembar surat permohonan pemecatan Camat yang baru saja dikirimkan kepada Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Muchendi Mahzareki.
"Ini bukan sekadar tuntutan, ini jeritan kami," ucap Efendi dengan nada tenang, namun penuh ketegasan.
Surat tersebut, yang ditandatangani Efendi SB dan Sekretaris Forum Masyarakat Air Sugihan Bersatu, Dedi Kuswanto, menjadi puncak dari akumulasi kekecewaan warga terhadap kinerja Camat Air Sugihan, Ardiles P. Rajo Siahaan. Dalam dokumen itu, warga menilai Ardiles gagal membangun komunikasi dengan masyarakat, termasuk tokoh agama dan adat, serta tidak menunjukkan tanggung jawab dalam berbagai persoalan wilayah.
Lebih jauh, forum menuding adanya dugaan penyalahgunaan wewenang oleh camat, terutama dalam bentuk penerimaan “upeti” dari kepala desa dan sejumlah perusahaan yang beroperasi di kawasan Air Sugihan.
"Bukan rahasia lagi. Ada yang bilang, setorannya rutin. Tapi kami tidak punya bukti kuat, hanya suara-suara yang terus bergema," ujar Dedi sambil menunjukkan tumpukan dokumentasi persoalan yang mereka kumpulkan.
Ketidakhadiran dan Ketidakpedulian
Tak hanya soal dugaan praktik koruptif, ketidakhadiran Camat Ardiles dalam dua kali pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun 2024 juga memicu kekecewaan. Ia dinilai tidak serius menjalankan amanah sebagai perpanjangan tangan kepala daerah.
Situasi makin memprihatinkan ketika warga melaporkan kerusakan kebun akibat gajah liar, namun tak mendapat tanggapan berarti dari pihak kecamatan.
"Bayangkan, tanaman kami hancur, anak-anak takut ke kebun. Tapi pemimpin kami seolah tak ada," ungkap seorang petani dari Dusun Marga Tani yang meminta namanya tidak disebutkan.
Rotasi Tak Menyentuh Camat
Kekecewaan warga makin mendalam ketika dalam rotasi besar-besaran pejabat yang dilakukan Pemkab OKI beberapa waktu lalu, nama Ardiles tidak termasuk dalam daftar pejabat yang dimutasi. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat.
"Ada apa sebenarnya di balik semua ini? Mengapa yang bermasalah justru tetap dipertahankan?" tanya Dedi heran.
Isu ini kemudian menyebar luas, diperbincangkan di warung kopi, grup WhatsApp warga, hingga musala kampung. Nama Ardiles kini menjadi simbol ketidakadilan dan kegagalan pelayanan publik di mata warga Air Sugihan.
Camat: “No Comment”
Dihubungi melalui sambungan telepon pada Kamis (8/08), Camat Ardiles P. Rajo Siahaan memilih irit bicara. "No comment," ujarnya singkat ketika diminta tanggapan soal tudingan dan isu rotasi jabatan.
Sementara itu, Forum Masyarakat Air Sugihan Bersatu menegaskan akan terus memperjuangkan aspirasi mereka hingga ada respons tegas dari Bupati OKI.
"Suara kami bukan untuk menggulingkan, tapi mengingatkan. Jabatan adalah amanah, bukan alat mencari upeti," tutup Efendi.
Di tengah sunyi rawa dan lebatnya kebun sawit Air Sugihan, suara rakyat kecil terus bergema, berharap perubahan datang dari hulu kekuasaan yang bersih dan berpihak.
(Mas Tris )