![]() |
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Kelam Permai, Mamud, S. Sos |
Sintang (Kalbar), transkapuas.com – Kecamatan Kelam Permai merupakan sebuah kawasan yang kaya akan keragaman budaya, terdiri dari 17 desa yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku. Di antara mereka, tiga sub suku Dayak dan sebagian Suku Jawa hidup berdampingan dengan harmonis.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Suku Dayak di Kecamatan Kelam Permai terbagi menjadi tiga ketemenggungan. Pertama adalah Suku Dayak Seberuang yang mendiami dua desa, yaitu Desa Bengkuang dan Desa Sungai Labi. Ketemenggungan ini dipimpin oleh Temenggung R. S. Yusuf, yang dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan mampu menjaga hubungan baik antarwarga.
Kedua, Suku Dayak Ketungau Sebaruk Lebang yang tinggal di empat desa yaitu Desa Pelimping, Desa Sungai Lais, Desa Nanga Lebang, dan Desa Sepan Lebang. Ketemenggungan ini dipimpin oleh Encik, seorang pemimpin yang dihormati dan berperan penting dalam menjaga tradisi serta nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat.
Ketiga, Suku Dayak De'sa yang tersebar di sebelas desa, termasuk Desa Sungai Pukat, Desa Sepan Lebang, Desa Gemba Raya, Desa Baning Panjang, Desa Ensaid Panjang, Desa Sungai Maram, Desa Karya Jaya Bakti, Desa Kelam Sejahtera, serta Desa Kebong dan Desa Landau Kodam. Kehadiran berbagai desa ini menambah keragaman budaya yang ada di Kecamatan Kelam Permai.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Kelam Permai, Mamud, S. Sos, memberikan penjelasan menarik mengenai pembagian Temenggung di wilayahnya. Dalam wawancara dengan awak media pada Minggu, 15 Juni 2025, ia mengungkapkan bahwa rencana akan dilakukan pembagian posisi Temenggung untuk 17 desa di Kecamatan Kelam Permai.
"Ke depannya, setiap lima desa akan diwakili oleh satu Temenggung. Posisi Temenggung Kecamatan tetap satu, sementara di tingkat desa akan ada Ketua Adat masing-masing dan Ketua Adat untuk setiap dusun," jelasnya melalui rekaman suara yang dikirimkan via WhatsApp.
Mamud juga menyampaikan bahwa Temenggung untuk Ketungau Sebaruk sudah resmi dibentuk. "Mereka telah memiliki Temenggung sendiri.
Untuk kita di Dayak De'sa, rencananya akan dibagi kedepannya. Sedangkan wilayah dari Sungai Mayam, Pelimping, Bubur Tapang, hingga Luyuk. Desa Nanga Lebang, seperti Sungai Jelawai dan Ujung Kulan, juga akan masuk dalam ke Temenggungan Pak Encik," tambahnya.
Pengukuhan Temenggung Ketungau Sebaruk dijadwalkan berlangsung di Dusun Bubur Tapang, Desa Pelimping. "Rencananya, pelantikan akan dilaksanakan pada Jumat, 4 Juli 2025," tutup Ketua DAD Kecamatan Kelam Permai.
Dengan langkah ini, diharapkan struktur adat di Kecamatan Kelam Permai semakin kuat dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Salah satu aspek menarik dari kehidupan masyarakat di Kecamatan Kelam Permai adalah kedekatan dan keakraban antar suku. Hal ini menjadi bukti bahwa meskipun terdapat perbedaan, hidup berdampingan dengan saling menghormati dan membantu adalah kunci utama untuk menciptakan harmonisasi. Masyarakat di sini saling melengkapi dalam berbagai kegiatan, baik itu dalam acara adat, perayaan, maupun kegiatan sosial lainnya. Kerjasama ini juga melibatkan Suku Jawa yang berada di wilayah tersebut, sehingga menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan.
Kehidupan masyarakat yang beragam ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sebuah kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial. Setiap suku membawa tradisi dan budaya masing-masing yang saling melengkapi, menjadikan Kecamatan Kelam Permai sebagai contoh nyata toleransi dan kerukunan antar etnis.
Hingga kini, wilayah Kecamatan Kelam Permai tetap dalam kondisi aman dan damai, mencerminkan semangat persatuan dan kerjasama yang kuat di antara warganya. Dengan saling menghargai dan memahami, masyarakat di sini berupaya menjaga kedamaian serta memperkuat ikatan sosial, memastikan bahwa nilai-nilai kebersamaan tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Publish: (Rbn)