Notification

×

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (DPRD)

Gawai Dayak (DPRD)

Gawai Dayak (PH)

Gawai Dayak (PH)

Gawai Dayak stg (3)

Gawai Dayak stg (3)

GAWAI Dayak stg (2)

GAWAI Dayak stg (2)

Gawai Dayak stg (1)

Gawai Dayak stg (1)

Gawai Dayak stg (4)

Gawai Dayak stg (4)

Gawai Dayak DTG (5)

Gawai Dayak DTG (5)

Penyekapan Karyawan PT. BSL, Paulus M K Manehat: Usut Tuntas Tindakan Perusahaan Yang Tidak Manusiawi

Kamis, 23 November 2023 | 17.06.00 WIB Last Updated 2023-11-23T10:47:20Z
Foto: Ketua Flobamora Kabupaten Sekadau, Paulus M K Manehat


Sekadau, transkapuas.com - Kasus penyekapan di PT Bintang Sawit Lestari (BSL) mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya Flobamora Kabupaten Sekadau. Sebanyak lima karyawan yang merupakan pemanen itu diborgol dan dianiaya. 


Atas kasus tersebut, Ketua Flobamora Kabupaten Sekadau, Paulus M K Manehat, mengaku prihatin. Setelah terbongkarnya kasus penyekapan itu, sejumlah karyawan yang sebagian besar merupakan warga NTT turut meminta bantuan untuk dievakuasi dari perusahaan. 


"Terkait kasus ini kami berharap aparat kepolisian Polres Sekadau agar mengusut tuntas dalam hal ini tindakan perusahaan yang tidak manusiawi. Saya mendukung langkah polisi agar semua kejadian ini terang menderang, tidak boleh ditutup-tutupi. Proses sesegera mungkin," ujar Paulus kepada awak media, Kamis, 23 November 2023.


Apalagi, kata dia, sebagian dari warga NTT tersebut ada anak kecil, ibu hamil. Hal ini semakin membuat Paulus prihatin. Bahkan, ia pun sempat mengunjungi keluarga seperantauannya tersebut ke Polres Sekadau. 


"Walaupun kami bukan saudara kandung, tapi kami saudara di perantauan. Kami sangat prihatin, sangat miris. Harapan kami dengan adanya peristiwa ini mereka (perusahaan) harus bertanggung jawab," ucapnya.


"Mudah-mudahan (kejadian) ini tidak terulang lagi. Kami mendukung penuh langkah kepolisian agar kasus ini diusut tuntas," tegas Paulus.


Meskipun, kata Paulus, tidak ada warganya yang dianiaya oleh oknum karyawan perusahaan. Namun, warganya juga menjadi korban dari janji atau iming-iming dari perusahaan. 


"Waktu di daerah asal diiming-imingi mendapatkan tenaga kerja. Setelah mereka sudah sampai di tempat kerja, apa yang mereka dengar saat itu tidak sesuai (janji). Nah, ini yang menjadi tuntutan mereka," kata dia.


"Saya merasa bersyukur melalui (terbongkarnya kasus penyekapan) ini mereka dapat keluar dari PT BSL. Harapan saya ini tidak terulang lagi," sambungnya.


Paulus pun berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mencari kerja, khususnya di wilayah NTT. Ia tidak ingin ada kasus seperti ini ataupun perdagangan manusia yang saat ini marak terjadi. 


"Kami berterima kasih kepada kepolisian yang telah menyiapkan tempat bagi warga kami. Harapan saya nantinya jika mereka dapat pekerjaan baru, tidak seperti di PT BSL," tukasnya.

×
Berita Terbaru Update