SEKADAU, TRANSKAPUAS.COM - Untuk mempererat hubungan silaturahmi antar masyarakat dan Raja Sekadau, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Jefray Raja Tugam didampingi istri dan Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Harianto berkunjung ke rumah Raja Sekadau.
Kunjungan keduanya dalam rangka silaturahmi hari raya Idul Fitri.
Kepada media ketua DAD Jefray mengatakan, dirinya bersama bupati Sekadau dan Ketua MABT berkunjung ke beberapa tokoh masyarakat Muslim pada hari Raya Idul fitri 1444 Hijrah.
Kunjungan tersebut tentunya sebagai ajang silaturahmi antar pemerintah daerah yang dihadiri bupati, tokoh masyarakat serta Ketua MABT dan DAD kabupaten Sekadau.
Karena menurut dia, sebagai elemen masyarakat dari berbagai suku dan ras kita harus selalu menjaga agar silahturahmi tetap terjalin,.apalagi pada momen hari raya Idul Fitri seperti ini.
"Kita ingin para tokoh masyarakat selalu kompak dan bersatu, tujuannya agar semua proses pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah daerah berjalan lancar," kata Jefray.
Agar semua itu terwujud,kita butuh dukungan para tokoh, karena ia yakin semua pihak tetap punya keinginan sama yakni, supaya kabupaten Sekadau cepat maju, dan sejajar dengan kabupaten lainnya
.
Masih dikatakan Jefray, sebagai ketua DAD dirinya menginginkan agar hubungan anta Organisasi Masyarakat(Ormas) harus tetap terjalin, maka dari itu di momen perayaan seperti Idul fitri ini kita jadikan ajang silaturahmi,. Karen kalau hari-hari lain tentu kita sibuk dengan urusan kita masing-masing.
Hal yang sama juga dikatakan oleh ketua MABT kabau Sekadau, Harianto yang akrab disapa Siotie, ia bersama ketua DAD mewakili Ormas dan bupati mewakili pemerintah melakukan kunjungan ke beberapa tokoh masyarakat Muslim kabupaten Sekadau dalam silahturahmi hari raya idul Fitri. Kunjungan ini sebagai bentuk kebersamaan kita dengan tokoh masyarakat Muslim yang sedang merayakan hari raya Idul Fitri.
"Kita tetap menginginkan agar seluruh masyarakat kabupaten Sekadau bersatu padu untuk membangun Sekadau agar baik ke depan,"kata Siotie sapaan akrabnya.
Sebab, kita harus menyadari bahwa untuk membangun Sekadau tidak hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, tapi harus semua elemen bersatu, baru proses pembangunan bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, kunjungan tersebut bermakna bahwa tali silaturahmi tidak boleh terputus, kalau Imlek mereka yang berkunjung, begitu juga kalau pada hari raya Natal giliran tokoh Muslim yang berkunjung.
"Begitulah tradisi yang sudah turun temurun di kabupaten Sekadau yang harus terus kita pertahankan," kata Siotie. (Tim)
